Tuesday, 29 May 2012

Tidak Kuat Menahan Atap, Rumah Sarbini Ambruk


RUMAH  milik, Sarbini (38) yang berada di Blok D 1, nomor 3 Perum Ragom Gawi Rajabasa, roboh. Selasa (29/5) sekitar pukul 08.00 WIB. Rumah yang tengah di renovasi ambruk karena tidak kuat menahan atap rumah, yang dibangun sejak tahun 1997 tersebut.

Akibatnya Sarbini (40), beserta anaknya Dea (4), harus dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Polda karena luka lecet di kepala kaki dan tangan, akibat tertimpa reruntuhan bangunan rumah.
Ambruknya bangunan rumah Sarbini ternyata menimpa rumah Sudirman (43) sang tetangga yang berada di sisi kakan rumah. Akibatnya Sudirman dan anaknya Syadza Meilia Nada (12), yang saat berada di dalam juga tertimpa rumah. Bahkan Zyadza juga harus dilarikan ke RS Bhayangkara.
Saksi mataUsman (38) mengaku insiden ambruknya dua rumah bermula dari bangunan milik Sarbini yang tengah di renovasi.

"Rumah Sarbini satu minggu sudah tidak ditunggu, karena lagi renovasi. Pagi itu,  dia (Sarbini) datang bersama anaknya Dea. Saya kebetulan lewat dan mampir, Saya bilang Sar hati-hati bangunan sudah gak kuat, nanti roboh," kata Usman saat di temui di lokasi," Selasa (29/52012).

Seusai Usman menegor Sarbini, Usman keluar dari rumah. Saat langkah kakinya sampai di pintu, terdengar brak-brak. Dan teriakan Tolong-tolong. "Saya baru sampai di pintu ada suara brak-brak dan suara,  tolong-tolong, bangunan rumah roboh, nimpa Sarbini dan anaknya," ungkap Usman.

Tidak itu saja, karena lanjut Usman, bangunan rumah Sarbini yang berdiri di lahan sekitar 8x12 meter, menimpa rumah Sudirman yang beridiri di sisi kiri. Tak ayal rumah Sudirman yang juga ketua RT setempat rusak. Saat itu Sudirman beserta anaknya  Syadza tengah berada di dalam rumah. Beruntung Sudirman selamat hanya luka lecet, sedangkan Syaza harus dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda.

Usman  menambahkan, bangunan rumah Sarbini roboh diduga karena tidak kuat menahan atap dan genteng. Bahkan sebagian tembok rumah sudah dikikis karena hendak di renovasi. "Bangunan itu roboh karena sudah gak kuat, karena sebagian sudah di hancurkan. Dari awal awal berdiri bangunan ini banyak pasrinya dari pada semen," bebernya.

Sudirman tidak berkomentar banyak, ia pasrah atas musibah yang menimpa anak dan bangunan rumahnya. "Pasrah saja, mau diapain namanya musibah, Alhamdulillah anak saya selamat," ujarnya.
Pantauan tribun, setelah insiden beberapa tetangga korban terlihat bergotong royong membersihkan puing-puing rumah milik Sudirman, Mereka sibuk mengeluarkan barang perabotan untuk dipindahkan ke rumah tetangga. (rri)

No comments:

Post a Comment