Namanya Hardi (51), pria ini biasa dipanggil dengan sebutan kang Juli.
Tubuhnya mulai dari wajah tangan, sampai kaki ditumbuhi benjolan seperti kutil (penyakit infeksi jamur kulit), mulai dari yang berukuran kecil seperti biji kelereng sampai berukuran besar, seperti buah salak.
Juli menderita penyakit ini, sejak berusia tiga tahun. Saat memasuki usia sekolah, benjolan-benjolan yang ada ditubuhnya kian menyebar, dan besar. Bahkan membuatnya malu untuk menamatkan pendidikan di sekolah dasar, yang ada di kawasan Kupang, Telukbetung Utara.
Keingginan Juli untuk sembuh, dan menghilangkan kutil yang hinggap ditubuhnya, bukan tidak ada. Upaya pengobatan medis hingga pengobatan alternatif sudah pernah ia jalani.
Keterbatasan dana, dan pasca meninggalnya kedua orangtuanya, harapan nya kembali normal kian pupus. Namun semangat Juli untuk hidup, dan berbuat kebajikan dengan sesama tidak pernah hilang.
Juli sehari-hari menentap di Jalan Ikan Baung Nomor 28, Kupang Raya, Teluk Betung Utara, Dirinya tinggal bersama sang adiknya Yati Teguh yang sudah berkeluarga.
Sehari-hari Juli mencari nafkah sebagai pengayuh becak, di kawasan Kupang Kota-Kupang Raya. Pekerjaan ini,sudah dilakoninya sekitar tahun 1985 an.
Aktifitas sebagai pengayuh becak dilakukannya mulai pukul 07.00 WIB. Ia kembali ke rumah, saat matahari mulai terik, menjelang waktu Zuhur, hanya untuk sekedar makan dan beristirahat.
Dengan pekerjaan mengayuh becak yang dijalaninya hingga matahari terbenam, Juli sehari-harinya bisa mengantongi sekitar Rp 20 ribu. Meski tidak banyak, uang itu sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan pribadinya.
Selain sebagai pengayuh becak, Juli di lingkungannya, dikenal pria yang suka menolong tetangga. Dirinya tidak segan membantu tetangga salahsatunya memperbaiki kompor minyak tetangga.
Diusianya yang sudah setengah abad lebih, ada satu keingginan Juli yang masih terpendam, dan belum terkabulkan. Dirinya ingin memiliki pendamping hidup.
"Saya juga pengen sekali punya istri, saya mau berumah tangga, tapi ya gimana," ungkap Juli dengan mata berkaca-kaca saat ditemui penulis sekitar awal November 2013 lalu. (romi)